Mengenal Metode Kontrasepsi Hormonal, Cegah Kehamilan Menggunakan Hormon 

Metode Kontrasepsi
Mengenal Metode Kontrasepsi Hormonal, Cegah Kehamilan Menggunakan Hormon. Sumber: IST

Hai Bro n Sis! Ngomongin soal kontrasepsi pasti menarik banget, apalagi buat kalian yang lagi mikir gimana cara efektif dan aman buat mencegah kehamilan. Kontrasepsi hormonal adalah salah satu jawaban yang kalian cari! Di artikel ini, kita bakal bahas tuntas tentang metode kontrasepsi hormonal, jenis-jenisnya, serta kelebihan dan kekurangannya.

Kenapa sih kita harus mikirin metode kontrasepsi hormonal? Soalnya, metode ini enggak hanya efektif untuk mencegah kehamilan, tapi juga bisa memberikan berbagai manfaat kesehatan lain. Meski begitu, setiap metode pasti punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Jadi, penting nih untuk kalian tahu selengkapnya sebelum memutuskan menggunakan metode ini.

Di bagian selanjutnya, kita bakal kupas tuntas apa itu metode kontrasepsi hormonal, gimana cara kerjanya, dan berbagai jenis metode yang tersedia. Tujuannya biar kalian bisa lebih paham dan bisa memilih metode yang paling cocok untuk kebutuhan kalian. So, yuk kita lanjut dan kenalan lebih jauh dengan metode kontrasepsi hormonal ini!

Apa itu Metode Kontrasepsi Hormonal?

Metode kontrasepsi hormonal adalah cara untuk mencegah kehamilan dengan menggunakan hormon. Hormon yang digunakan biasanya adalah estrogen dan progestin, atau progestin saja. Hormon-hormon ini bekerja dengan cara menghambat ovulasi (proses pelepasan sel telur), mengentalkan lendir serviks sehingga sperma sulit mencapai sel telur, dan menipiskan lapisan rahim sehingga sel telur yang sudah dibuahi sulit untuk menempel.

Metode kontrasepsi hormonal ini cukup populer karena terbukti efektif dan praktis. Selain itu, beberapa metode bahkan bisa memberikan manfaat tambahan, seperti membuat menstruasi lebih teratur dan mengurangi nyeri haid. Tapi ingat ya, Bro n Sis, meskipun efektif, metode ini tetap harus dipakai dengan benar agar hasilnya maksimal!

Jenis-jenis Metode Kontrasepsi Hormonal

Sekarang, kita masuk ke bagian yang lebih spesifik, yaitu jenis-jenis metode kontrasepsi hormonal. Ada beberapa pilihan yang bisa kalian pertimbangkan, nih:

1. Pil KB

Pil KB terbagi menjadi dua jenis yang bisa digunakan sesuai dengan kesehatan dan kebutuhan kalian yang sedang mencari metode kontrasepsi hormonal paling tepat. 

  • Pil Kombinasi: Pil ini mengandung dua hormon, yaitu estrogen dan progestin. Cara kerjanya adalah dengan mencegah ovulasi, mengentalkan lendir serviks, dan menipiskan lapisan rahim. Kalian harus minum pil ini setiap hari pada waktu yang sama. Kalau konsisten, pil ini sangat efektif mencegah kehamilan.
  • Pil Khusus Progestin (Pil Mini): Pil ini hanya mengandung hormon progestin. Cara kerjanya mirip dengan pil kombinasi, tapi biasanya digunakan oleh mereka yang tidak bisa mengonsumsi estrogen. Pil ini juga harus diminum setiap hari pada waktu yang sama.

2. Suntikan KB

Suntikan ini mengandung hormon progestin dan diberikan setiap tiga bulan sekali. Suntikan ini bekerja dengan cara mencegah ovulasi dan mengentalkan lendir serviks.

3. IUD Hormonal

IUD hormonal adalah alat kecil yang dimasukkan ke dalam rahim. IUD ini mengandung hormon progestin yang dilepaskan perlahan untuk mencegah kehamilan. IUD bisa bertahan hingga 5-7 tahun, tergantung jenisnya.

4. Cincin Vagina

Cincin ini adalah cincin plastik fleksibel yang dimasukkan ke dalam vagina. Cincin ini mengandung estrogen dan progestin yang dilepaskan perlahan ke dalam tubuh. Cincin ini dapat digunakan selama tiga minggu, kemudian lepas selama satu minggu sebelum memasang cincin baru.

5. Implan

Implan adalah batang kecil yang ditanamkan di bawah kulit lengan atas. Implan ini mengandung hormon progestin yang dilepaskan perlahan ke tubuh kalian. Implan ini efektif hingga 3-5 tahun.

6. Patch Kontrasepsi

Patch ini adalah tempelan kecil yang mengandung hormon estrogen dan progestin. Kalian tempelkan di kulit dan hormon-hormon ini akan diserap ke dalam aliran darah. Patch ini harus diganti setiap minggu selama tiga minggu, dan pada minggu keempat kalian enggak perlu pakai patch, karena itu adalah minggu istirahat.

Itulah beberapa jenis metode kontrasepsi hormonal yang bisa kalian pilih. Sekarang sudah tahu seperti apa cara kerja dan jangka waktu efektifnya. Untuk mengetahui lebih lanjut metode mana yang paling cocok untuk kalian, jangan ragu untuk mendiskusikannya bersama dokter, ya. 

Cara Memilih Metode Kontrasepsi Hormonal yang Tepat

Memilih metode kontrasepsi hormonal yang tepat adalah bagian yang sangat penting sebelum memasangnya. Pilihan ini bisa jadi agak membingungkan karena ada banyak faktor yang perlu dipertimbangkan. Yuk, kita bahas satu per satu agar lebih jelas!

1. Khasiat (Seberapa Baik Kerjanya)

Tentunya, kalian ingin metode yang paling efektif mencegah kehamilan. Misalnya, implan dan IUD hormonal sangat efektif karena hampir enggak ada ruang untuk kesalahan pengguna. Tetapi tentu penggunaanya bisa mengubah hormon di dalam tubuh.

2. Kenyamanan

Pertimbangkan kenyamanan kalian dalam penggunaan sehari-hari. Kalau kalian enggak mau ribet minum pil setiap hari, mungkin patch atau cincin vagina bisa jadi pilihan yang lebih baik.

3. Durasi Penggunaan

Berapa lama kalian berencana menggunakan metode kontrasepsi ini? Kalau ingin sesuatu yang tahan lama tanpa perlu mengingat-ingat setiap hari untuk mengonsumsinya, IUD atau implan bisa jadi pilihan tepat.

4. Pengaruh Terhadap Periode Bulanan

Beberapa metode bisa membuat menstruasi lebih sebentar, lama, atau bahkan menghilangkan periode menstruasi. Pertimbangkan apakah ini sesuatu yang kalian inginkan atau tidak.

5. Efek Samping

Setiap metode punya potensi efek samping. Beberapa orang mungkin lebih sensitif terhadap hormon tertentu. Pastikan kalian tahu efek samping apa yang mungkin muncul dan bagaimana cara mengatasinya.

6. Keterjangkauan

Biaya juga jadi faktor penting. Beberapa metode mungkin memerlukan biaya awal yang lebih tinggi, tapi lebih ekonomis dalam jangka panjang.

7. Masalah Privasi

Jika kalian butuh metode yang lebih privat, pil atau suntikan mungkin lebih cocok dibandingkan metode yang terlihat seperti patch.

8. Perlindungan Terhadap Penyakit Menular Seksual

Ingat ya, Bro n Sis, metode kontrasepsi hormonal tidak melindungi kalian dari penyakit menular seksual. Jadi, penggunaan kondom masih diperlukan untuk perlindungan ekstra.

9. Kesuburan Setelah Menghentikan Penggunaan

Pertimbangkan seberapa cepat kalian ingin bisa hamil setelah menghentikan kontrasepsi. Beberapa metode seperti suntik hormon Depo-Medroxyprogesterone Acetate (DMPA) bisa menunda kembalinya kesuburan lebih lama dibandingkan metode lainnya.

Dengan mempertimbangkan semua faktor ini, kalian bisa lebih mudah menentukan metode mana yang paling cocok. Jangan lupa, konsultasikan dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan saran yang tepat.

Kelebihan Metode Kontrasepsi Hormonal

Setelah tahu cara memilih, sekarang kita bahas kelebihan dari metode kontrasepsi hormonal, Bro n Sis. Ada banyak keuntungan yang bisa kalian dapatkan selain mencegah kehamilan. Yuk, kita simak!

1. Menstruasi Lebih Ringan dan Nyeri Haid Berkurang

Banyak pengguna melaporkan bahwa metode kontrasepsi hormonal bisa membuat menstruasi lebih ringan dan mengurangi nyeri haid. Ini tentunya sangat membantu buat kalian yang sering mengalami kram atau nyeri saat menstruasi.

2. Pengurangan Risiko Kanker Tertentu

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa metode kontrasepsi hormonal bisa mengurangi risiko kanker ovarium dan kanker endometrium. Ini jadi salah satu manfaat kesehatan tambahan yang penting.

3. Mengurangi Jerawat

Bagi kalian yang sering bermasalah dengan jerawat, metode kontrasepsi hormonal bisa membantu mengurangi jerawat dan memperbaiki kondisi kulit.

4. Menstruasi yang Lebih Teratur

Menggunakan metode kontrasepsi hormonal bisa membantu membuat siklus menstruasi kalian lebih teratur, sehingga kalian bisa lebih mudah memprediksi kapan menstruasi akan datang.

5. Pengendalian Gejala Pramenstruasi

Beberapa metode kontrasepsi hormonal juga bisa membantu mengurangi gejala pra menstruasi seperti perubahan suasana hati dan kembung.

6. Praktis dan Mudah Digunakan

Beberapa metode seperti implan dan IUD tidak memerlukan perhatian harian, mingguan, atau bahkan bulanan, sehingga sangat praktis dan mudah digunakan.

Dengan semua kelebihan ini, enggak heran kalau metode kontrasepsi hormonal jadi pilihan populer bagi banyak orang. Tapi ingat, setiap metode pasti punya kekurangan juga. Jadi, mari kita bahas selanjutnya tentang kerugian dan efek samping dari metode ini.

Kerugian dan Efek Samping Metode Kontrasepsi Hormonal

Bro n Sis, selain kelebihan, tentu ada juga kerugian dan efek samping yang perlu dipertimbangkan sebelum memilih metode kontrasepsi hormonal. Berikut beberapa di antaranya:

1. Efek Samping Ringan

Beberapa efek samping ringan yang sering dilaporkan termasuk:

  • Nyeri payudara
  • Pendarahan ringan atau bercak diantara periode
  • Perubahan suasana hati (moody)
  • Mual dan kembung

2. Efek Samping Serius

Meskipun jarang, ada beberapa efek samping serius yang perlu diwaspadai, seperti:

  • Peningkatan risiko penggumpalan darah
  • Sedikit peningkatan risiko kanker payudara dan serviks
  • Tekanan darah tinggi
  • Migrain yang parah

3. Risiko Berdasarkan Riwayat Kesehatan

Tidak semua orang bisa menggunakan metode kontrasepsi hormonal dengan aman. Beberapa kondisi kesehatan yang membuat penggunaan hormon lebih berisiko meliputi:

  • Riwayat penggumpalan darah
  • Penyakit jantung atau stroke
  • Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol
  • Migrain 
  • Kanker yang tergantung pada hormon

4. Tidak Melindungi dari Penyakit Menular Seksual

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, metode kontrasepsi hormonal tidak melindungi dari penyakit menular seksual (PMS). Jadi, penggunaan kondom tetap diperlukan untuk perlindungan ganda.

5. Keterlambatan Kembalinya Kesuburan

Beberapa metode, seperti suntikan KB DMPA, bisa menyebabkan keterlambatan dalam kembalinya kesuburan setelah penghentian penggunaan. Ini perlu dipertimbangkan jika kalian berencana hamil segera setelah berhenti menggunakan kontrasepsi.

Mengetahui kerugian dan efek samping ini sangat penting agar kalian bisa membuat keputusan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan serta kondisi kesehatan kalian. Jangan lupa untuk selalu berkonsultasi dengan tenaga kesehatan sebelum memutuskan metode kontrasepsi hormonal mana yang paling cocok buat kalian.

Dengan memahami cara memilih, kelebihan, dan kerugian dari metode kontrasepsi hormonal, kalian sekarang lebih siap untuk membuat keputusan yang tepat. Selanjutnya, kita akan bahas tentang kehamilan setelah menghentikan kontrasepsi hormonal. So, stay tuned!

Siklus Kehamilan Setelah Menghentikan Kontrasepsi Hormonal

Bro n Sis, setelah tahu cara memilih metode kontrasepsi hormonal, kelebihan, dan kekurangannya, sekarang kita bahas tentang apa yang terjadi setelah kalian menghentikan penggunaannya, terutama kalau kalian berencana untuk hamil.

Setelah kalian berhenti menggunakan metode kontrasepsi hormonal, biasanya tubuh butuh waktu untuk kembali ke siklus normalnya. Nah, berikut adalah beberapa poin penting yang perlu kalian ketahui:

1. Lamanya Waktu untuk Hamil

Kebanyakan orang kembali ke tingkat kesuburan normal dalam satu atau dua siklus menstruasi setelah berhenti menggunakan kontrasepsi hormonal. Jadi, biasanya enggak butuh waktu lama untuk bisa hamil lagi.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi seberapa cepat kalian bisa hamil setelah berhenti menggunakan kontrasepsi hormonal. Misalnya, jenis metode yang kalian gunakan dan seberapa lama kalian menggunakannya.

Orang yang menggunakan pil KB, patch, atau cincin vagina biasanya mulai berovulasi kembali secara teratur dalam waktu satu hingga tiga bulan setelah menghentikan penggunaan.

3. Penggunaan DMPA (Suntikan KB)

Suntikan KB DMPA bisa menunda kembalinya kesuburan lebih lama dibandingkan metode lain. Sekitar setengah dari pengguna DMPA akan hamil dalam waktu 10 bulan setelah menghentikan suntikan, tapi beberapa orang bisa butuh waktu hingga 18 bulan untuk suklus menstruasinya kembali normal.

4. Penggunaan Implan dan IUD

Orang yang menggunakan implan (seperti Nexplanon) atau IUD hormonal biasanya mulai berovulasi lagi dalam waktu satu bulan setelah alat tersebut dilepas. Jadi, kesuburan bisa kembali dengan cepat setelah menghentikan metode ini.

Ingat ya, Bro n Sis, meskipun metode kontrasepsi hormonal bisa mempengaruhi seberapa cepat kesuburan kalian kembali, ini bukan berarti kalian jadi enggak subur. Semua metode ini tidak meningkatkan risiko infertilitas jangka panjang. Jadi, kalau kalian berencana hamil, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk panduan yang lebih spesifik dan sesuai dengan kondisi kalian.

Kontrasepsi Darurat

Kadang, ada situasi di mana kita butuh kontrasepsi darurat, misalnya kalau kalian lupa minum pil, patch kalian lepas, atau cincin vagina keluar saat berhubungan seks. Jangan khawatir, Bro n Sis, karena ada beberapa opsi kontrasepsi darurat yang bisa kalian gunakan untuk mengurangi risiko kehamilan. Yuk, kita bahas lebih lanjut!

1. Apa itu Kontrasepsi Darurat?

Kontrasepsi darurat adalah metode yang digunakan untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan seks tanpa perlindungan atau jika ada masalah dengan metode kontrasepsi yang sedang kalian gunakan. Idealnya, kontrasepsi darurat digunakan sesegera mungkin setelah kejadian tersebut.

2. Jenis-jenis Kontrasepsi Darurat

  • IUD Tembaga: IUD tembaga bisa dimasukkan hingga lima hari setelah berhubungan seks tanpa perlindungan dan sangat efektif mencegah kehamilan. Ini adalah salah satu metode kontrasepsi darurat yang paling efektif.
  • Pil Kontrasepsi Darurat: Ada dua jenis pil kontrasepsi darurat, yaitu pil yang mengandung levonorgestrel (bisa dibeli tanpa resep) dan pil yang mengandung ulipristal asetat (memerlukan resep). Kedua pil ini efektif jika diminum dalam waktu 72 hingga 120 jam setelah berhubungan seks tanpa perlindungan, semakin cepat semakin baik.
  • IUD Levonorgestrel: IUD hormonal yang mengandung levonorgestrel juga bisa digunakan sebagai kontrasepsi darurat jika dimasukkan dalam waktu lima hari setelah berhubungan seks tanpa perlindungan.

3. Cara Kerja Kontrasepsi Darurat

Pil kontrasepsi darurat bekerja dengan cara menghambat atau menunda ovulasi. Jika ovulasi sudah terjadi, pil ini mungkin tidak efektif. IUD tembaga bekerja dengan cara menciptakan lingkungan yang tidak ramah bagi sperma dan mencegah sperma mencapai dan membuahi sel telur.

4. Efektivitas Kontrasepsi Darurat

Efektivitas kontrasepsi darurat bervariasi tergantung pada jenisnya dan seberapa cepat digunakan setelah berhubungan seks tanpa perlindungan. IUD tembaga adalah yang paling efektif, diikuti oleh pil ulipristal asetat, dan kemudian pil levonorgestrel.

5. Ketersediaan Kontrasepsi Darurat

Pil kontrasepsi darurat yang mengandung levonorgestrel bisa dibeli tanpa resep dokter di apotek. Sementara itu, pil yang mengandung ulipristal asetat memerlukan resep dokter. IUD tembaga dan IUD hormonal harus dipasang oleh tenaga kesehatan.

6. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan

Kontrasepsi darurat bukan metode kontrasepsi rutin dan tidak seefektif metode kontrasepsi yang digunakan secara konsisten. Sebaiknya, gunakan metode kontrasepsi darurat hanya dalam situasi darurat dan segera pertimbangkan untuk memilih metode kontrasepsi yang lebih teratur dan efektif.

Dengan memahami cara kerja dan jenis-jenis kontrasepsi darurat, kalian bisa lebih siap jika terjadi situasi tak terduga. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan tenaga kesehatan jika kalian membutuhkan informasi lebih lanjut atau jika ada pertanyaan tentang penggunaan kontrasepsi darurat.

Kesimpulan

Metode kontrasepsi hormonal adalah cara yang efektif dan praktis untuk mencegah kehamilan dengan menggunakan hormon estrogen dan progestin, atau progestin saja. Ada berbagai jenis metode kontrasepsi hormonal seperti pil KB, patch kontrasepsi, cincin vagina, IUD hormonal, implan, dan suntikan KB. Setiap metode memiliki cara kerja, durasi penggunaan, dan efektivitas yang berbeda, sehingga penting untuk memilih yang paling sesuai dengan kebutuhan, kesehatan, dan gaya hidup kalian.

Kelebihan metode kontrasepsi hormonal termasuk menstruasi yang lebih ringan dan teratur, pengurangan risiko kanker tertentu, serta manfaat tambahan seperti mengurangi jerawat dan nyeri haid. Namun, ada juga kerugian dan efek samping yang perlu dipertimbangkan, seperti nyeri payudara, pendarahan ringan, perubahan suasana hati, hingga risiko lebih serius seperti penggumpalan darah dan peningkatan risiko kanker payudara dan serviks.

Sebelum memilih metode kontrasepsi hormonal, pastikan untuk mempertimbangkan semua faktor yang telah dibahas dan konsultasikan dengan tenaga kesehatan, ya. Semoga informasi ini membantu kalian dalam membuat keputusan yang tepat dan menjaga kesehatan serta merencanakan masa depan dengan bijak, Bro n Sis!

REFERENSI

  • UpToDate. Hormonal Methods of Birth Control: Beyond the Basics. Retrieved from https://www.uptodate.com/contents/hormonal-methods-of-birth-control-beyond-the-basics/print
  • Terrence Higgins Trust (THT). Improving Your Sexual Health: Hormonal Contraception. Retrieved from https://www.tht.org.uk/sexual-health/improving-your-sexual-health/contraception/hormonal
  • Action Canada for Sexual Health & Rights. Hormonal Birth Control Methods. Retrieved from https://www.actioncanadashr.org/sexual-health-hub/hormonal-birth-control-methods

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *