15 Jenis KB dan Efek Sampingnya Bagi Kesehatan

KB
9 Jenis KB dan Efek Sampingnya Bagi Kesehatan.Sumber: IST

Hai, Bro n Sis! Kalian pernah dengar soal berbagai jenis KB atau pengendalian kelahiran? Mungkin ada di antara kalian yang masih bingung atau penasaran tentang apa saja sih jenis-jenis KB dan efek sampingnya. Nah, kali ini kita bakal kulik tuntas semua informasi yang kalian butuhkan tentang KB!

KB atau Keluarga Berencana adalah program dari pemerintah untuk pengendalian kelahiran. Enggak hanya untuk orang dewasa yang sudah berkeluarga, informasi tentang KB juga perlu diketahui oleh remaja yang sudah cukup umur. 

Karena dengan memahami apa itu KB, kalian bisa bikin keputusan yang tepat di kemudian hari. Di artikel ini, kita akan bahas berbagai jenis KB yang ada, mulai dari pil KB hormonal sampai metode sterilisasi. Dan pastinya, kita juga akan bahas efek samping dari setiap jenis KB agar kalian enggak kaget kalau nantinya harus bertemu dengan program ini.

Dalam mengetahui jenis KB dan efek sampingnya, kalian akan bisa lebih siap jika dihadapkan dengan keputusan menggunakan KB dalam rumah tangga dan jenis KB apa yang tepat serta sesuai untuk digunakan. Jadi, yuk kita mulai perjalanan ini dengan mengenal lebih dalam berbagai jenis KB yang ada. Let’s go, Bro n Sis!

Apa Itu Pengendalian Kelahiran?

Pengendalian kelahiran, atau yang sering kita sebut KB (Keluarga Berencana), adalah cara-cara yang digunakan untuk mencegah kehamilan. KB ini bisa dilakukan dengan berbagai metode, mulai dari yang sederhana sampai yang lebih kompleks.

Ada banyak jenis KB yang bisa kalian pilih, dan masing-masing punya cara kerja dan efek samping yang berbeda. Beberapa metode kontrasepsi mungkin lebih cocok untuk sebagian orang, sementara yang lain mungkin lebih cocok untuk orang lain yang sudah berkeluarga. Yang jelas, setiap jenis KB punya kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan sebelum digunakan.

Nah, sebelum kita masuk ke detail setiap jenis KB, ada baiknya kita tahu dulu secara umum tentang pengendalian kelahiran. Secara umum, KB bisa dibagi jadi beberapa kategori utama, yakni hormonal, non-hormonal, dan metode permanen. Metode hormonal biasanya melibatkan penggunaan pil, patch, suntikan, atau implan yang mengandung hormon untuk mencegah kehamilan. 

Metode non-hormonal biasanya melibatkan alat fisik seperti kondom atau diafragma yang mencegah sperma bertemu dengan sel telur. Sedangkan metode permanen seperti sterilisasi dilakukan melalui prosedur medis untuk mencegah kehamilan secara permanen, seperti vasektomi.

Berikut adalah jenis-jenis KB yang biasa digunakan di Indonesia, yuk kita simak ada apa saja jenis KB dan efek sampingnya masing-masing.

Jenis-jenis KB dan Efek Sampingnya

Oke, Bro n Sis, berikut ini adalah berbagai jenis KB dan efek sampingnya. Siapkan diri kalian, ya, karena kita bakal bedah satu per satu!

1. Pil KB Hormonal

Pil KB hormonal adalah salah satu jenis KB dan alat kontrasepsi yang aman untuk digunakan. Pil ini mengandung hormon, biasanya kombinasi dari estrogen dan progestin, atau hanya progestin saja (pil mini). Hormon-hormon ini bekerja dengan mencegah ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium) dan mengentalkan lendir serviks sehingga sperma sulit mencapai sel telur.

  • Cara Kerja: Diminum setiap hari pada waktu yang sama.
  • Efektivitas: 99% jika digunakan sesuai petunjuk.
  • Efek Samping:
    • Mual
    • Sakit kepala
    • Perdarahan menstruasi tidak teratur atau berkurang
    • Peningkatan ukuran payudara atau nyeri payudara
    • Perubahan suasana hati
    • Jerawat
    • Penurunan risiko kanker ovarium dan endometrium

2. IUD (Intrauterine Device)

IUD adalah alat kecil berbentuk T yang dimasukkan ke dalam rahim oleh penyedia layanan kesehatan. Ada dua jenis IUD: hormonal dan non-hormonal (tembaga). IUD hormonal mengeluarkan progestin yang mengentalkan lendir serviks, sedangkan IUD tembaga menciptakan lingkungan yang tidak ramah bagi sperma.

  • Cara Kerja: Dipasang oleh dokter dan bisa bertahan 3-10 tahun.
  • Efektivitas: 99%.
  • Efek Samping:
    • Jerawat
    • Kram atau bercak tidak teratur
    • Periode yang lebih ringan atau dilewati
    • Perubahan suasana hati
    • Perdarahan menstruasi yang lebih banyak (untuk IUD non-hormonal)
    • Potensi pengusiran IUD atau perforasi rahim

3. Cincin Vagina

Cincin vagina adalah cincin plastik lembut yang dimasukkan ke dalam vagina dan mengeluarkan hormon estrogen dan progestin. Cincin ini biasanya dipakai selama tiga minggu, kemudian dilepas selama satu minggu untuk memungkinkan menstruasi.

  • Cara Kerja: Cincin dimasukkan ke dalam vagina selama tiga minggu dan diganti setelah itu, menghasilkan penggunaan yang nyaman dan efektif.
  • Efektivitas: 99% jika digunakan sesuai petunjuk.
  • Efek Samping:
    • Iritasi vagina
    • Mual
    • Sakit kepala
    • Perubahan suasana hati
    • Nyeri payudara

4. Patch Hormonal

Patch hormon adalah stiker kecil yang ditempelkan pada kulit dan mengeluarkan hormon estrogen dan progestin. Patch ini diganti setiap minggu selama tiga minggu, kemudian tidak dipakai selama satu minggu.

  • Cara Kerja: Hormon diserap melalui kulit untuk memberikan perlindungan kontrasepsi.
  • Efektivitas: 99% jika digunakan sesuai petunjuk.
  • Efek Samping:
    • Iritasi kulit
    • Sakit kepala
    • Mual
    • Perubahan suasana hati
    • Nyeri payudara

5. Implan KB Hormonal

Implan KB hormonal adalah batang kecil yang ditempatkan di bawah kulit lengan atas oleh penyedia layanan kesehatan. Implan ini mengeluarkan hormon progestin untuk mencegah ovulasi dan mengentalkan lendir serviks.

  • Cara Kerja: Hormon progestin dilepaskan secara terus menerus untuk memberikan perlindungan kontrasepsi.
  • Efektivitas: 99%.
  • Efek Samping:
    • Jerawat
    • Perubahan suasana hati
    • Periode yang lebih ringan atau dilewati
    • Nyeri atau memar di tempat penyisipan

6. Suntikan Depo-Provera

Suntikan KB hormonal Depo-Provera diberikan setiap tiga bulan. Suntikan ini mengandung hormon progestin yang mencegah ovulasi dan mengentalkan lendir serviks.

  • Cara Kerja: Suntikan mengandung hormon progestin yang disuntikkan ke dalam otot untuk memberikan perlindungan kontrasepsi.
  • Efektivitas: 99%.
  • Efek Samping:
    • Nafsu makan meningkat
    • Masalah kepadatan tulang
    • Haid yang terlewat atau tidak teratur
    • Perubahan suasana hati
    • Nyeri payudara
    • Sakit kepala

7. Gel Non-Hormonal

Gel non-hormonal, seperti Phexxi, menjaga pH vagina untuk mencegah sperma bertahan hidup. Metode kontrasepsi ini harus digunakan sebelum berhubungan seksual untuk mencegah kehamilan yang tak diinginkan.

  • Cara Kerja: Mengubah pH vagina untuk mencegah fertilisasi sel telur.
  • Efektivitas: Cukup efektif, tetapi tingkat keberhasilannya lebih rendah dibandingkan metode hormonal.
  • Efek Samping:
    • Infeksi saluran kemih (ISK)
    • Infeksi jamur
    • Bakteri vaginosis (BV)
    • Sensasi terbakar, gatal, dan keluarnya cairan dari vagina

8. Metode Penarikan (Pull Out)

Penarikan atau pull-out adalah cara di mana pria menarik penisnya dari vagina sebelum ejakulasi untuk mencegah sperma memasuki rahim. Meskipun sederhana, metode ini membutuhkan kontrol yang baik dan tidak selalu berhasil mencegah kehamilan.

  • Cara Kerja: Pria menarik penis dari vagina sebelum ejakulasi untuk menghindari sperma masuk ke dalam rahim.
  • Efektivitas: Efektivitasnya tergantung pada keakuratan pria dalam menarik penis tepat waktu. Namun, tingkat keberhasilannya tidak sebanding dengan metode kontrasepsi lainnya.
  • Efek Samping: Tidak ada efek samping langsung pada fisik, tetapi risiko kehamilan tetap ada jika tidak dilakukan dengan tepat.

9. Kalender Siklus Masa Subur 

Kalender siklus pada masa kesuburan melibatkan pemantauan kalender siklus menstruasi, lendir serviks, dan suhu basal tubuhmu untuk mengindentifikasi masa subur (masa ovulasi). Jika sudah dapat terdeteksi, kamu bisa menghindari hubungan seksual pada tanggal tersebut.

  • Cara Kerja: Mencatat setiap hari tentang siklus menstruasi, perubahan lendir serviks, dan masa ovulasi, ketika folikel telur pada ovarium pecah dan melepaskan sel telur yang sudah matang ke tuba falopi agar dapat dibuahi oleh sel sperma. Bisa dilakukan dengan aplikasi.
  • Efektivitas: Tingkat keberhasilannya tergantung pada ketelitian dan konsistensi kamu dalam memantau dan menghindari masa subur. Metode ini enggak cocok untuk kamu yang teledor karena akan efektif jika diterapkan dengan benar meski resiko kehamilan tetap ada. 
  • Efek Samping: Tidak ada efek samping langsung, tetapi memerlukan dedikasi dan ketelitian tinggi untuk efektivitas maksimal.

10. Vasektomi 

Vasektomi adalah prosedur bedah untuk pria yang bertujuan memutus atau menyegel vas deferens, saluran yang membawa sperma. Prosedur ini bersifat permanen, tidak dapat dikembalikan dan sangat efektif sebagai metode kontrasepsi jangka panjang.

  • Cara Kerja: Menghentikan aliran sperma dari testis ke saluran reproduksi pria dengan memotong atau menyegel vas deferens.
  • Efektivitas: Hampir 100% efektif dalam mencegah kehamilan. Setelah vasektomi, pria masih dapat ereksi dan ejakulasi, tetapi cairan yang keluar tidak mengandung sperma. 
  • Efek Samping:
    • Risiko infeksi atau komplikasi setelah operasi.
    • Kemungkinan nyeri atau ketidaknyamanan pada area yang dioperasi setelah prosedur.

11. Kondom Pria 

Kondom pria adalah alat kontrasepsi yang paling umum dan efektif untuk melindungi dari kehamilan dan infeksi menular seksual (IMS). Kondom berfungsi dengan menghalangi sperma masuk ke dalam vagina selama hubungan seksual.

  • Cara Kerja: Menghalangi sperma dengan menutupi penis selama hubungan seksual.
  • Efektivitas: Jika digunakan dengan benar, kondom pria memiliki tingkat keberhasilan 98% hingga 99%, lho.
  • Efek Samping: Beberapa orang mungkin mengalami iritasi atau alergi terhadap lateks atau pelumas yang digunakan pada kondom.

12. Kondom Wanita 

Kondom wanita adalah kantung tipis yang dimasukkan ke dalam vagina sebelum hubungan seksual untuk mencegah sperma mencapai sel telur. Kondom ini juga dapat memberikan perlindungan tambahan dari IMS.

  • Cara Kerja: Melindungi dengan menghalangi sperma masuk ke dalam rahim.
  • Efektivitas: Efektivitasnya sekitar 79-95% tergantung pada cara penggunaan yang tepat.
  • Efek Samping:
    • Biasanya ada suara berisik dari gesekkan saat digunakan.
    • Beberapa orang mungkin mengalami alergi terhadap bahan kondom wanita.

13. Spermisida 

Spermisida adalah zat kimia yang dimasukkan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual untuk membunuh sperma. Spermisida hadir dalam berbagai bentuk seperti busa, gel, atau krim.

  • Cara Kerja: Mengandung bahan kimia yang membunuh sperma sebelum mencapai sel telur.
  • Efektivitas: Efektivitasnya bervariasi, tetapi enggak sebaik metode kontrasepsi hormonal. Tingkat keberhasilannya sekitar 72-85% tergantung pada penggunaan yang tepat.
  • Efek Samping:
    • Dapat menyebabkan iritasi vagina di beberapa orang.
    • Meningkatkan risiko infeksi saluran reproduksi.

14. Diafragma 

Diafragma adalah cangkir karet atau silikon yang ditempatkan di leher rahim sebelum berhubungan seksual dan harus digunakan bersama spermisida untuk memberikan perlindungan maksimal.

  • Cara Kerja: Menghalangi sperma dengan menutupi leher rahim.
  • Efektivitas: Efektivitasnya sekitar 88-94% tergantung pada penggunaan yang benar.
  • Efek Samping:
    • Kemungkinan iritasi vagina.
    • Risiko sindrom syok toksik jika digunakan selama menstruasi.

15. Kontrasepsi Spons 

Spons adalah alat kontrasepsi yang mengandung spermisida dan ditempatkan di dalam vagina untuk mencegah sperma mencapai sel telur.

  • Cara Kerja: Melindungi dengan menutupi leher rahim dan membunuh sperma.
  • Efektivitas: Efektivitasnya sekitar 76-88% tergantung pada penggunaan yang tepat.
  • Efek Samping:
    • Sulit untuk dimasukkan atau dikeluarkan.
    • Risiko infeksi vagina jika digunakan secara tidak benar.

Setelah memahami berbagai jenis KB dan efek sampingnya, saatnya bagi kalian untuk mempertimbangkan pilihan yang paling sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup.

KB Tanpa Efek Samping

Setelah memahami jenis-jenis alat kontrasepsi, berikut ini adalah metode kontrasepsi tanpa efek samping yang enggak bakal bikin kamu pusing. Yuk, cek ada pilihan apa saja!

1. Metode Kalender

Caranya dengan melacak siklus menstruasi, mengamati lendir serviks, dan mengukur suhu basal tubuh yang biasanya akan mengalami sedikit peningkatan, kurang lebih sekitar 0,5 derajat Celsius ketika memasuki masa ovulasi. Metode ini bergantung pada ketelitian kamu dalam mencatat dan memantau siklus tubuhmu.

Keuntungan:

  • Enggak ada efek samping fisik.
  • Murah dan mudah dilakukan setelah kamu paham caranya.
  • Membantu kamu lebih mengenal tubuh sendiri.

Tantangan:

  • Memerlukan dedikasi dan ketelitian tinggi.
  • Kurang efektif jika siklus menstruasi kamu nggak teratur.
  • Membatasi spontanitas hubungan seksual karena harus menghindari hari-hari subur.

2. Metode Pantang (Abstinensia)

Pantang adalah satu-satunya metode KB yang 100% efektif. Artinya, kamu tidak melakukan hubungan seksual sama sekali. Metode ini enggak hanya mencegah kehamilan, tapi juga melindungi dari infeksi menular seksual (IMS).

Keuntungan:

  • 100% efektif mencegah kehamilan dan IMS.
  • Enggak ada efek samping fisik atau biaya.
  • Membantu kamu menjaga kesehatan dan kebersihan.

Tantangan:

  • Memerlukan komitmen dan kontrol diri yang tinggi.
  • Bisa jadi sulit dipertahankan dalam hubungan jangka panjang.
  • Tidak semua orang merasa nyaman dengan metode ini.

3. Metode Penarikan (Pull-Out)

Metode penarikan atau pull-out adalah cara di mana pria menarik penisnya dari vagina sebelum ejakulasi. Metode ini memerlukan kontrol yang sangat baik dari pihak pria dan koordinasi dengan pasangan.

Keuntungan:

  • Enggak ada efek samping fisik.
  • Murah dan selalu tersedia.
  • Tidak memerlukan alat khusus.

Tantangan:

  • Risiko kehamilan masih cukup tinggi jika nggak dilakukan dengan benar.
  • Tidak melindungi dari IMS.
  • Memerlukan kontrol diri yang tinggi dari pria.

KB yang Tidak Membuat Gemuk

Salah satu kekhawatiran utama saat memilih metode KB adalah takut berat badan naik. Jangan khawatir, ada beberapa jenis KB yang enggak akan membuat kamu gemuk. Yuk, pahami satu per satu supaya kamu bisa pilih yang paling cocok!

1. IUD (Intrauterine Device)

IUD adalah alat kecil berbentuk T yang dimasukkan ke dalam rahim oleh tenaga medis. Ada dua jenis IUD: hormonal dan non-hormonal (tembaga). IUD hormonal melepaskan hormon progestin, sedangkan IUD tembaga tidak mengandung hormon sama sekali.

Keuntungan:

  • Enggak menyebabkan kenaikan berat badan.
  • Tahan lama, bisa bertahan 3-12 tahun tergantung jenisnya.
  • Tanpa perawatan harian.

Efek Samping:

  • IUD tembaga bisa menyebabkan menstruasi lebih berat dan nyeri.
  • IUD hormonal bisa menyebabkan jerawat atau kram ringan di awal pemakaian.

2. Cincin Vagina

Cincin vagina adalah cincin plastik lembut yang dimasukkan ke dalam vagina dan diganti setiap bulan. Cincin ini melepaskan hormon estrogen dan progestin untuk mencegah ovulasi.

Keuntungan:

  • Enggak menyebabkan kenaikan berat badan.
  • Penggantian setiap bulan, tidak perlu diingat setiap hari.
  • Membantu mengatur siklus menstruasi.

Efek Samping:

  • Iritasi vagina.
  • Mual atau sakit kepala di awal penggunaan.

3. Pil Mini (Progestin-Only Pill)

Pil mini adalah pil KB yang hanya mengandung hormon progestin, tanpa estrogen. Pil ini bekerja dengan mengentalkan lendir serviks dan menipiskan lapisan rahim untuk mencegah kehamilan.

Keuntungan:

  • Tidak menyebabkan kenaikan berat badan.
  • Cocok untuk wanita yang tidak bisa menggunakan estrogen.
  • Bisa digunakan oleh ibu menyusui.

Efek Samping:

  • Haid tidak teratur.
  • Jerawat atau perubahan suasana hati.

4. Kondom

Kondom adalah metode penghalang yang digunakan setiap kali berhubungan seksual. Kondom tersedia dalam versi pria dan wanita, dan tidak mengandung hormon sama sekali.

Keuntungan:

  • Enggak menyebabkan kenaikan berat badan.
  • Melindungi dari infeksi menular seksual (IMS).
  • Mudah didapat dan digunakan.

Efek Samping:

  • Bisa menyebabkan iritasi jika alergi terhadap lateks.
  • Efektivitas menurun jika tidak digunakan dengan benar.

5. Spermisida

Spermisida adalah bahan kimia yang dimasukkan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual untuk membunuh sperma. Bentuknya bisa berupa busa, jeli, atau krim.

Keuntungan:

  • Tidak menyebabkan kenaikan berat badan.
  • Mudah digunakan dan bisa dibeli tanpa resep.
  • Bisa digunakan bersama metode penghalang lain untuk meningkatkan efektivitas.

Efek Samping:

  • Bisa menyebabkan iritasi vagina.
  • Tidak melindungi dari IMS.

6. Diafragma dan Tutup Serviks

Diafragma dan tutup serviks adalah metode penghalang yang ditempatkan di leher rahim sebelum berhubungan seksual. Harus digunakan dengan spermisida untuk meningkatkan efektivitas.

Keuntungan:

  • Tidak menyebabkan kenaikan berat badan.
  • Bisa digunakan hanya saat diperlukan.
  • Tidak mengandung hormon.

Efek Samping:

  • Bisa menyebabkan iritasi vagina.
  • Risiko sindrom syok toksik jika digunakan saat menstruasi.

7. Gel Non-Hormonal (Phexxi)

Phexxi adalah gel non-hormonal yang dimasukkan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual. Gel ini menjaga pH vagina tetap rendah sehingga sperma tidak bisa bertahan hidup.

Keuntungan:

  • Tidak menyebabkan kenaikan berat badan.
  • Mudah digunakan.
  • Tidak memerlukan penggunaan harian.

Efek Samping:

  • Bisa menyebabkan iritasi atau infeksi vagina.
  • Tidak melindungi dari IMS.

Bagaimana Memilih Jenis KB yang Tepat?

Memilih jenis KB yang tepat memang enggak mudah, Bro n Sis. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan agar kalian bisa memilih metode yang paling sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup kalian. Yuk, kita bahas apa saja yang perlu diperhatikan.

1. Konsultasi dengan Profesional Kesehatan

Langkah pertama yang harus kalian lakukan adalah konsultasi dengan dokter atau penyedia layanan kesehatan. Mereka akan membantu kalian memahami pilihan yang tersedia dan memberikan rekomendasi berdasarkan kondisi kesehatan kalian. Jangan ragu untuk bertanya semua hal yang ingin kalian ketahui.

2. Pertimbangkan Efektivitas

Setiap metode KB memiliki tingkat efektivitas yang berbeda. Pastikan kalian memilih metode yang memiliki efektivitas tinggi jika tidak ingin mengambil risiko kehamilan yang tak diinginkan. Metode seperti IUD dan implan KB memiliki tingkat efektivitas yang hampir mencapai 100%, sementara metode penghalang seperti kondom memiliki efektivitas yang lebih rendah jika tidak digunakan dengan benar.

3. Kenyamanan dan Kemudahan Penggunaan

Pilihlah metode KB yang nyaman dan mudah digunakan sesuai dengan gaya hidup kalian. Misalnya, jika kalian merasa ribet harus minum pil setiap hari, mungkin kalian bisa mempertimbangkan metode jangka panjang seperti IUD atau implan.

4. Pertimbangkan Efek Samping

Setiap metode KB memiliki efek samping yang berbeda. Ada yang mungkin hanya menyebabkan efek ringan seperti mual atau sakit kepala, tapi ada juga yang bisa menyebabkan perubahan suasana hati atau masalah kesehatan lainnya. Pastikan kalian tahu efek samping dari setiap metode dan pilih yang paling cocok untuk kalian.

5. Rencana Kehamilan di Masa Depan

Jika kalian berencana untuk punya anak di masa depan, pilihlah metode yang bisa dengan mudah dihentikan atau dibalikkan, seperti pil KB atau IUD. Jika kalian yakin tidak ingin hamil lagi, metode permanen seperti sterilisasi bisa jadi pilihan yang tepat.

6. Biaya dan Aksesibilitas

Pastikan juga untuk mempertimbangkan biaya dan aksesibilitas dari setiap metode KB. Beberapa metode mungkin lebih mahal di awal, tapi lebih ekonomis dalam jangka panjang. Cek juga apakah metode tersebut ditanggung oleh asuransi atau tidak.

Setelah mempertimbangkan semua faktor di atas, kalian bisa membuat keputusan yang lebih informasional dan bijak tentang jenis KB yang paling tepat untuk kalian. Selalu ingat untuk berkonsultasi dengan dokter atau penyedia layanan kesehatan sebelum membuat keputusan akhir.

Risiko Kesehatan dari Pengendalian Kelahiran

Seperti halnya obat atau prosedur medis lainnya, pengendalian kelahiran juga memiliki risiko kesehatan yang perlu kalian ketahui. Mengetahui risiko ini bisa membantu kalian meminimalkan dampaknya dan membuat keputusan yang lebih baik.

1. Risiko Penggunaan Kontrasepsi Hormonal

Metode KB hormonal seperti pil, patch, dan suntikan bisa meningkatkan risiko penggumpalan darah, terutama bagi kalian yang memiliki faktor risiko seperti merokok atau memiliki riwayat keluarga dengan masalah kesehatan serupa. Selain itu, penggunaan jangka panjang bisa mempengaruhi kepadatan tulang, khususnya suntikan Depo-Provera.

Efek samping hormonal lainnya meliputi:

  • Perubahan suasana hati
  • Mual
  • Sakit kepala
  • Nyeri payudara
  • Perdarahan menstruasi tidak teratur

2. Risiko Penggunaan IUD

Meskipun IUD sangat efektif, ada risiko kecil terjadinya infeksi saat pemasangan, pergeseran IUD, atau bahkan luka rahim. IUD tembaga juga bisa menyebabkan menstruasi yang lebih berat dan menyakitkan bagi sebagian wanita.

3. Risiko Metode Penghalang

Metode penghalang seperti kondom dan diafragma biasanya aman, tapi ada risiko alergi terhadap bahan yang digunakan, seperti lateks. Penggunaan spermisida yang sering bisa mengiritasi vagina dan meningkatkan risiko infeksi.

4. Risiko Metode Permanen

Sterilisasi seperti ligasi tuba dan vasektomi adalah prosedur permanen yang biasanya aman, tapi tetap ada risiko komplikasi dari operasi, seperti infeksi atau pendarahan. Selain itu, meskipun jarang, ada kemungkinan kehamilan ektopik, kelainan reproduksi di mana kehamilan terjadi di luar rahim pada vagina yang menyebabkan nyeri pada bagian perut dan panggul setelah ligasi tuba.

5. Risiko Penggunaan Gel Non-Hormonal

Gel non-hormonal seperti Phexxi (alat kontrasepsi terbaru berbentuk gel yang bisa mencegah kehamilan) bisa menyebabkan iritasi vagina, infeksi saluran kemih, dan infeksi jamur. Jika kalian rentan terhadap infeksi ini, sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan gel ini.

Cara Meminimalkan Risiko

Untuk meminimalkan risiko kesehatan dari pengendalian kelahiran, pastikan kalian melakukan hal-hal di bawah ini:

  • Mengikuti petunjuk penggunaan dengan benar.
  • Rutin berkonsultasi dengan dokter atau penyedia layanan kesehatan.
  • Memantau setiap perubahan yang terjadi pada tubuh kalian dan segera melaporkannya kepada dokter.
  • Memilih metode yang sesuai dengan kondisi kesehatan dan gaya hidup kalian.

Pengendalian kelahiran adalah bagian penting dari kesehatan reproduksi, dan dengan memahami risiko serta cara meminimalkan risikonya, kalian bisa membuat keputusan yang lebih aman dan tepat. Tetaplah terinformasi dan jangan ragu untuk selalu bertanya kepada profesional kesehatan.

Kesimpulan

Pengetahuan tentang jenis KB dan efek sampingnya sangat penting, terutama buat kalian yang ingin membuat keputusan yang tepat tentang kesehatan reproduksi. Ada banyak pilihan KB yang tersedia, mulai dari hormonal seperti pil KB, patch, dan suntikan, hingga non-hormonal seperti kondom dan IUD. Setiap jenis KB memiliki cara kerja yang berbeda dan tentunya efek samping yang beragam.

Memilih jenis KB yang tepat memerlukan pertimbangan berbagai faktor seperti efektivitas, kenyamanan, efek samping, rencana kehamilan di masa depan, serta biaya dan aksesibilitas. 

Pastikan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum memutuskan metode KB yang akan kalian gunakan. Penggunaan KB bukan cuma soal mencegah kehamilan, tapi juga tentang menjaga kesehatan reproduksi. 

Jangan lupa untuk memonitor kesehatan kalian dan melaporkan setiap perubahan yang terjadi pada tubuh kepada dokter. Dengan memahami risiko dan cara meminimalkannya, kalian bisa membuat keputusan yang lebih aman dan tepat. Semoga artikel ini bisa membantu kalian memahami lebih banyak tentang jenis KB dan efek sampingnya. Stay informed and stay healthy, Bro n Sis!

REFERENSI

Exit mobile version