Apa Itu Arti Ghosting dan Mengapa Orang Melakukannya?

Apa Itu Arti Ghosting
Apa Itu Arti Ghosting dan Mengapa Orang Melakukannya. Sumber: IST

Bro n Sis! Pernah enggak sih kalian tiba-tiba ditinggal begitu saja oleh seseorang yang sebelumnya dekat banget? Itu namanya kalian kena ghosting!

Apa sih arti ghosting? Ghosting adalah istilah yang kerap muncul di dunia percintaan masa kini. Intinya, ghosting itu tindakan seseorang yang tiba-tiba menghilang dari kehidupan kamu tanpa penjelasan apa pun. Ternyata, enggak hal ini bukan cuma terjadi di hubungan romantis saja, ghosting ini juga bisa terjadi di pertemanan dan bahkan di dunia kerja, lho!

Waduh, sepertinya perilaku orang yang suka ghosting ini perlu dihindari, deh, supaya kalian enggak dirugikan. Yuk, kita bahas bersama apa itu ghosting, ciri-cirinya, cara menghadapi situasi ghosting hingga tips PDKT supaya kalian terhindar dari gebetan yang punya potensi bakal nge-ghosting!

Apa Itu Ghosting?

Ghosting adalah tindakan seseorang yang tiba-tiba memutuskan semua komunikasi tanpa ada peringatan atau penjelasan. Bayangin saja, kamu lagi asyik-asyiknya chatting atau hang out bareng, eh, tiba-tiba dia hilang kayak ditelan bumi. Tanpa ada kabar, enggak ada chat lagi, hilang begitu saja seperti ‘setan’, nah itulah yang disebut ghosting.

Istilah ini sebenarnya mulai populer sejak era digital dan online dating mulai booming. Kalian mungkin sering dengar istilah ini di media sosial atau dari teman-teman yang curhat jadi korban ghosting. Ternyata, faktanya, ghosting ini bukan cuma terjadi dalam hubungan percintaan saja, lho! Bisa juga dalam pertemanan, bahkan di tempat kerja. Bayangin kalau rekan kerja kamu tiba-tiba menghilang tanpa jejak setelah bekerja sama dalam proyek penting. Enggak asyik banget, kan?!

Ghosting sendiri sebenarnya bukan fenomena baru. Dulu, orang juga bisa tiba-tiba menghilang dari kehidupan seseorang, tapi sekarang jadi lebih gampang dilakukan karena adanya istilah ini dan sosial media yang memviralkannya. Jadi, jangan heran kalau istilah ini semakin sering didengar di era digital in, Bro n Sisi.

Mengapa Ghosting Terjadi?

Nah, setelah tahu apa itu ghosting, pasti kalian penasaran kenapa sih ada orang yang tega banget untuk nge-ghosting? Ada banyak alasan sebenarnya, Bro n Sis. Salah satunya adalah karena mereka memang menghindari konfrontasi. Enggak semua orang nyaman menghadapi percakapan canggung atau menjelaskan alasan mereka ingin mengakhiri hubungan atau percakapan. Lebih gampang buat mereka untuk menghilang begitu saja. Terlihat tega tapi ya begitu adanya….

Selain itu, ghosting juga bisa terjadi karena orang tersebut merasa enggak sanggup untuk tanggung jawab secara emosional. Kadang, memberi penjelasan atau menghadapi perasaan orang lain itu berat, jadi mereka pilih jalan pintas dengan menghilang.

Teknologi dan media sosial juga punya andil besar, lho! Dengan aplikasi kencan yang menawarkan banyak pilihan, orang jadi lebih mudah buat move on ke orang lain tanpa harus repot-repot memberi penjelasan ke gebetan sebelumnya. Tinggal swipe, match, follow akun sosial media orang baru dan puff hilang, deh! Selain itu, banyaknya interaksi digital bikin orang merasa ghosting itu hal yang wajar, karena kalian enggak saling bertemu tatap muka secara langsung.

Dan jangan lupa, ada juga yang ghosting karena tiba-tiba kehilangan minat. Mungkin di awal percakapan, mereka tertarik banget, tapi seiring waktu, minatnya jadi memudar dan mereka merasa enggak perlu lagi melanjutkan komunikasi. Kadang, ada juga yang ghosting karena mereka menemukan orang lain yang lebih menarik. Terkesan jahat, tapi memang begitu faktanya.

Dampak Ghosting pada Korban

Bro n Sis, di-ghosting itu enggak enak banget, dan dampaknya bisa serius lho! Bayangin saja, kamu lagi deket sama seseorang, terus tiba-tiba dia menghilang tanpa jejak. Pasti bikin bingung dan sakit hati, kan? Dampak emosional dari ghosting ini bisa sangat besar.

Pertama, ada perasaan kebingungan dan sedih. Ketika seseorang tiba-tiba menghilang, kita jadi bertanya-tanya, “Apa salahku?” atau “Apa yang terjadi?” Ketidakpastian ini bisa bikin seseorang stres dan galau.

Kedua, ghosting bisa bikin harga diri dan kepercayaan diri jatuh. Kamu jadi merasa enggak cukup baik atau kurang layak untuk diberi penjelasan. Perasaan ini bisa bikin ragu dengan diri sendiri dan kemampuanmu dalam menjalin hubungan di masa depan.

Ketiga, rasa bersalah dan penolakan. Banyak yang merasa kalau di-ghosting itu karena kesalahan diri sendiri. Padahal, sering kali ghosting lebih mencerminkan kejahatan orang yang melakukannya karena enggak bisa bertanggung jawab pada korban yang mereka ghosting. Tapi, tetap saja, rasa bersalah dan penolakan ini bisa sangat menyakitkan.

Dampak jangka panjangnya juga enggak kalah serius, lho. Di-ghosting bisa bikin trauma dalam membangun hubungan baru. Korban ghosting jadi lebih waspada dan sulit percaya sama orang lain. Bahkan, ada yang sampai menghindari hubungan romantis karena takut di-ghosting lagi.

Jadi, Bro n Sis, ghosting itu bukan hal sepele, ya! Dampaknya bisa sangat besar dan merugikan. Makanya penting banget buat kita paham tentang ghosting dan tahu cara menghadapinya. 

Ciri-Ciri Ghosting

Bro n Sis, pernah gak kalian merasa kalau seseorang mulai menjauh tanpa alasan yang jelas? Nah, itu bisa jadi tanda-tanda kalian sedang di-ghosting. Ada beberapa ciri yang bisa kalian perhatikan supaya tahu apakah seseorang sedang nge-ghosting kalian atau enggak.

1. Mengurangi Kontak Secara Bertahap

Awalnya dia sering chat atau telepon, tapi lama-lama frekuensinya menurun drastis. Kalau biasanya dia balas pesan dengan cepat, sekarang butuh berjam-jam atau bahkan berhari-hari buat balas.

2. Membatalkan Rencana Secara Mendadak

Tiba-tiba dia sering banget cancel janji atau batal datang ke acara yang sudah direncanakan tanpa alasan yang jelas.

3. Menghindari Pertemuan Langsung

Dia mulai cari-cari alasan buat enggak ketemu langsung. Padahal dulu dia semangat banget buat hang out bareng.

4. Hilang dari Media Sosial

Dia jadi jarang update status, berhenti posting foto, atau bahkan unfollow dan block kamu di media sosial. Semua interaksi digital tiba-tiba hilang.

5. Pesan yang Singkat dan Tidak Jelas

Kalau dia balas pesan, biasanya cuma singkat-singkat saja dan kurang antusias. Enggak ada lagi obrolan panjang atau diskusi seru seperti dulu.

6. Alasan yang Enggak Masuk Akal

Pelaku ghosting sering kasih alasan yang kurang masuk akal atau terlalu mengada-ada untuk menjelaskan perubahan sikapnya.

Kalau kalian mulai merasakan beberapa tanda di atas, bisa jadi kalian sedang di-ghosting. Tapi jangan khawatir, ada cara-cara untuk menghadapinya, kok! 

Cara Mengatasi Ghosting

Kena ghosting memang bukan pengalaman yang menyenangkan. Tapi jangan khawatir, ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi dan move on dari pelaku ghosting. Yuk, simak tips berikut ini!

1. Akui bahwa Kamu Sedang Sedih

Pertama-tama, akui perasaanmu. Di-ghosting itu sakit, jadi enggak apa-apa kalau kamu merasa sedih atau marah. Luangkan waktu untuk berduka, tapi jangan biarkan perasaan itu menguasai hidupmu. Fokus pada dirimu sendiri dengan merawat diri, makan dengan baik, tidur yang cukup, dan lakukan aktivitas fisik yang kamu suka.

2. Jangan Bertanya-tanya Berlebihan

Jangan terlalu banyak menganalisis kenapa kamu di-ghosting. Ingat, ghosting itu titik salahnya lebih banyak ada pada pelaku daripada korbannya. Terlalu banyak berpikir apa salah kamu hanya akan membuatmu semakin stres.

3. Terima dan Melanjutkan Hidup

Terimalah kenyataan bahwa hubungan itu sudah berakhir. Mungkin ini sulit, tapi penting untuk melanjutkan hidup dan fokus pada hal-hal positif. Cari kegiatan baru yang bisa membuatmu senang dan sibuk.

4. Tetapkan Batasan Diri

Jika orang yang nge-ghosting kamu mencoba untuk kembali, tetapkan batasan yang jelas. Jangan langsung menerima mereka kembali tanpa memastikan bahwa mereka benar-benar tulus. Kamu berhak mendapatkan yang terbaik.

5. Habiskan Waktu dengan Teman dan Keluarga

Jangan biarkan dirimu merasa sendirian. Habiskan waktu dengan orang-orang yang peduli dan mendukungmu. Mereka bisa membantu kamu untuk merasa lebih baik dan memberikan perspektif baru.

6. Cari Bantuan Profesional

Jika kamu merasa kesulitan untuk move on, jangan ragu untuk mencari bantuan dari terapis atau konselor. Mereka bisa membantumu mengatasi perasaan dan memberikan strategi untuk pulih dari pengalaman di-ghosting.

Cara Mengatasi Ghosting di Media Sosial

Di zaman sekarang, ghosting enggak cuma terjadi di kehidupan nyata, tapi juga di media sosial. Berikut beberapa cara untuk mengatasi ghosting di platform digital:

1. Kelola Emosi

Jangan langsung bereaksi secara emosional. Beri dirimu waktu untuk meredakan perasaan sebelum mengambil tindakan di media sosial.

2. Tetap Tenang

Jika kamu melihat mereka masih aktif di media sosial tapi mengabaikanmu, jangan langsung unfollow atau block akun mereka. Tetap tenang dan pertimbangkan langkah terbaik untuk menjaga kesehatan mentalmu. Mungkin bisa dengan mute supaya kamu enggak melihat aktivitasnya lagi di timeline jika memang itu jadi hal yang mengganggu.

3. Kurangi Interaksi

Jika interaksi mereka di media sosial membuatmu merasa tidak nyaman, kurangi atau hentikan sementara waktu. Kamu bisa mute atau hide mereka tanpa harus memutus hubungan sepenuhnya.

4. Fokus pada Konten Positif

Isi konten sosial media kamu dengan hal positif yang bisa membuatmu merasa lebih baik. Follow akun-akun yang inspiratif dan memotivasi.

5. Interaksi dengan Teman Lain

Jangan biarkan satu orang yang nge-ghosting kamu mengganggu hubunganmu dengan teman-teman lain di media sosial. Tetap interaksi dan terlibat dengan komunitas yang mendukungmu.

Apakah Ghosting Terkadang Diperlukan?

Bro n Sis, meskipun ghosting biasanya dianggap sebagai tindakan yang buruk, ada beberapa situasi di mana ghosting mungkin bisa dimaklumi. Misalnya jika kalian ada dalam situasi yang berbahaya. Ketika lawan obrolan mulai menunjukkan perilaku yang mengancam atau berbahaya, ghosting bisa menjadi cara untuk melindungi diri. Dalam kasus ini, keselamatanmu adalah yang utama.

Di samping itu, ghosting bisa dilakukan jika terlihat adanya perilaku yang enggak sehat, seperti menunjukkan perilaku manipulatif, berbohong, atau bentuk-bentuk penipuan lainnya, ghosting bisa menjadi langkah untuk menghindari drama dan konflik lebih lanjut.

Kadang-kadang, menghilang bisa menjadi pilihan terbaik jika orang tersebut membuatmu merasa sangat tidak nyaman atau jika ada perilaku yang tidak bisa ditoleransi.

Namun, Bro n Sis, ingat bahwa ghosting seharusnya bukan solusi pertama yang dipilih. Komunikasi yang jujur dan terbuka adalah cara terbaik untuk menyelesaikan masalah dalam hubungan. Menghadapi masalah secara langsung bisa membantu kita belajar dan tumbuh sebagai individu yang lebih baik.

Kesimpulan

Bro n Sis, itulah penjelasan tentang arti ghosting, perilaku buruk yang bisa membuat korbannya mengalami pengalaman yang sangat menyakitkan dan membingungkan. Semoga dengan memahami arti ghosting dan mengapa hal ini terjadi bisa membantu kalian menghadapinya dengan lebih baik. 

Pokoknya, kalian semua harus hati-hati karena ghosting bisa terjadi dalam berbagai jenis hubungan, baik itu hubungan asmara, pertemanan, atau bahkan di tempat kerja. Mengenali tanda-tandanya, seperti mengurangi kontak secara bertahap atau menghindari pertemuan langsung, bisa membantu kita menyadari situasi ini sejak awal.

Sebenarnya ada banyak alasan kenapa ghosting terjadi, seperti menghindari konfrontasi, kehilangan minat secara tiba-tiba, atau merasa tidak nyaman dengan situasi hubungan. Dampak dari ghosting bisa sangat besar, termasuk kebingungan, penurunan harga diri, dan trauma emosional. Tapi, jangan khawatir, ada banyak cara untuk mengatasi ghosting, seperti berduka, merawat diri sendiri, dan mencari dukungan dari teman dan keluarga.

Ingat, Bro n Sis, jangan merasa bersalah jika kalian jadi korban ghosting, karena pada dasarnya, ghosting ini lebih menitikberatkan pada orang yang melakukannya daripada korbannya. Jangan biarkan hal ini merusak harga diri dan kebahagiaanmu. Jadikan pengalaman ini sebagai pelajaran untuk tumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat dan bijaksana. Keep shining and stay awesome!

REFERENSI:

Writer: Diffa ZahraEditor: Khoirun Nida
Exit mobile version